CINTA PENELOPE TErSERANG

Cinta Penelope yang dikabarkan menderita penyakit kanker masih menyembunyikan jenis penyakit kanker yang dia deritanya disaat ini. Penyakit kanker yang di deritanya membuat dirinya menjadi lumpuh sementara. Kelumpuhan itu terjadi saat dia bertoalk ke Turki saat itu Cinta Penelope terlihat kursi roda. "Saya sampai nggak bisa jalan. Kaki saya sebelah (kanan) nggak bisa jalan. Pakai tongkat dan kursi roda, Cuma waktu saya di Turki saya berusaha pengin bisa jalan. Alhamdulillah saya lepas kursi roda saya jalan pegangan ke pagar," kata Cinta Penelope saat ditemui Grid.ID, di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2019). Cinta yang merasakan sakit yang luar biasa saat itu masih tetap menangis ketika mengenang rasa sakitnya. "Sakitnya sangat luar biasa," lanjutnya. Ketika mendapatkan vonis kanker stadium tiga Cinta sempat pasrah dia tidak ragu minta dokter mengangkat beberapa organnya yang terserang kanker. Sayang hal itu tak dapat dilakukan Cinta bahkan menjelaskan bahwa kanker yang di deritanya tidak seperti kebanyakan kanker pada umumnya. "Saya pernah bilang, dok angkat aja (kanker dan organ yang terkena kanker). Ternyata enggak bisa. Kata dokter kalau diambil kelar (meninggal)," "Beda misalnya, aku pikir kayak kanker serviks bisa diangkat. Kalau ini enggak, kecuali dicangkok," terangnya. Cinta Penelope juga menjelaskan bahwa pemicu kanker yang dia derita saat ini merupakan dampak dari pola hidupnya yang terdahulu. "Minum (alkohol), begadang, dan mengisap rokok," jelasnya.
 Perlu diketahui selama ini kanker adalah penyakit yang menjadi momok dan mengerikan bagi siapa  pun juga. Hal ini dikarenakan kanker menjadi penyebab utama kedua kematian secara global. Diperkirakan pada tahun 2018 penyakit kanker mendonasi 9,6 juta kematian. Akan tetapi sebenarnya penyakit kanker bukanlah penyakit menular. Pada umumnya penyakit ini ditandai dengan adanya pertumbuhan sel/jaringan tak normal yang ganas. Sel/jaringan tersebut berkembang sangat cepat dan tak terkendalikan dan bisa menyebar ke daerah lain dalam tubuh penderitanya. Jenis  penyakit kanker yang paling banyak ditemukan adalah kanker paru-paru. Jumlah kasus penyakit kanker paru-paru sebesar 2,09 juta kasus. Pada sebuah penelitian di International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dirilis WHO pada tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru jumlah kematian sebesar 9,6 juta di seluruh dunia. Menurut hasil Riset itu sebanyak 1 dari 5 pria dan 1 dari 6 wanita di dunia menderita kanker selama masa hidup mereka. Sedangkan 1 dari 8 pria dan 1 dari 11 wanita di dunia meninggal di sebabkan karena penyakit kanker. Di Indonesia sendiri jumlah pengidap kanker di tanah air terus meningkat dari waktu ke waktu. Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas) menyatakan, semenjak 2013 sampai 2018 prevalensi kanker meningkat dari 1,4 permil menjadi 1,8 permil. Lalu, siapa saja yang dapat terserang penyakit kanker? Secara teoritis setiap orang berpotensi terserang penyakit kanker jika terdorong oleh faktor-faktor penyebabnya. Director of Specialist Consultation Center of St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou dr. Ke Liqun menjelaskan, ada sejumlah faktor yang bisa memicu timbulnya penyakit kanker. Tiga faktor utama pencetus penyakit kanker adalah polusi, kimia dan biologis.
Menurutnya unsur biologis yang dijelaskan sebelumnya juga bisa di kategorikan sebagai faktor keturunan atau genetika. “Misalnya seorang wanita mengidap breast cancer, maka secara genetik ia menurunkan sel kanker tersebut ke anaknya. Jadi potensi si anak untuk terserang kanker tetap ada, tapi kemungkinan menjadi penyakit cukup kecil, karena bukan menjadi faktor utama,” ujar Ke. Walaupun setiap orang memiliki potensi besar mengidap penyakit kanker namun tidak semua orang dapat dengan mudah terserang penyakit kanker. Timbulnya kanker tergantung dari normal atau tidaknya mutasi genetika seseorang.
"Jadi semuanya itu dilihat pula dari faktor mutasi genetiknya. Jika mutasi genetik kita normal maka jarang sekali bisa terserang kanker. Jadi yang memicu timbulnya kanker itu adalah karena kegagalan mutasi genetik,” jelas dokter Ke yang telah berpengalaman di bidangnya selama 30 tahun itu. 
Dokter Ke yang juga penemu the systematic medical mode and triple accurate shock therapy for cancer ini memberikan contoh seorang perokok. Dia menjelaskan kita sering melihat  orang tua atau kakek-kakek yang mengisap rokok sepanjang hidupnya akan tetapi masih sehat-sehat saja. Hal ini menjelaskan walapun seorang perokok berat apabila memiliki mutasi genetika yang normal maka ia akan terhidar dari penyakit kanker.  Lalu apa yang mesti dijalankan dikala seseorang divonis kanker? Ketika diucapkan positif mengidap kanker, hal pertama yang mesti dijalankan adalah mencari dokter Spesialis Onkologi. Konsultasikan dengan dokter Spesialis Kanker untuk mendapatkan penjelasan penyakit secara detil. Dengan demikian, tim medis bisa mempertimbangkan sistem pengobatan yang tepat.

Posting Komentar

0 Komentar