MENGINTIP PELUANG BISNIS JASTIP

Hampir semua kalangan masyarakat khususnya wanita menyukai kegiatan belanja. Di era digital seperti saat ini, Anda semakin dimanjakan oleh pilihan berbagai kanal belanja. Online marketplace tumbuh subur bak cendawan di musim hujan. Belum lagi, toko-toko online kelas rumahan yang tak terhitung banyaknya memanfaatkan saluran media sosial untuk menawarkan produk dengan harga terjangkau. Ini juga yang jadi peluang bisnis untuk menjadi personal shopper atau penyedia jasa titip barang belanja. JasTip atau jasa titip adalah sebuah peluang usaha baru yang bisa memamadukan hobi dan sedikit keutungan dengan modal smartphone. Hanya dengan memegang smartphone dan mengandalkan hasil foto, Anda bisa mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Seorang ibu rumah tangga yang berasal dari kawasan Tangerang Selatan Nora Ismawati yang merupakan salah satu pelaku bisnis jastip yang telah menikmati hasil dari bisnis jastip. Nora memulai bisnisni ketika ia di mintai tolong oleh salah seorang kerabatnya untuk membelikan perabot rumah tangga. Kini Nora telah memiliki omzet hingga dua puluh juta rupiah setiap bulannya dengan tambahan biaya jastip sebesar sepuluh persen dari harga barang dan biaya pengemasan untuk barak pecah belah. Nora hanya menerima jastip barang-barang pecah belah, perabotan rumah tangga dan alat dekorasi rumah lainnya. Cara kerja jatip yang di lakukan Nora tergolong sangat mudah ia hanya perlu mengupload foto dan menunggu pesanan. Setelah pesanan masuk Nora akan menghitung besaran biaya yang di butuhkan dang kemudian mengkonfirmasikankepada pembeli. Setelah pembeli melakukan pengiriman dana maka ia akan membeli barang tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ichi Fitri yang juga seorang pengiat bisnis jastip. "Kita jual barang apa aja seperti, baju, tas, sepatu, baju anak, dan lain-lain. Tidak cuma barang lokal,kita juga sering PO keluar negeri,” ujar Ichi. Ichi mengaku memiliki omzet hingga sertus juta rupiah dalam sebulan dengan biaya jastip sebesar dua puluh lima rupiah untuk barang domestik atau lokal. Akan tetapi Ichi tadak menyebutkan biaya jastip untuk PO luar negeri. Menurut Ichi bisnis jastip dapat terus berkembang jika para pelaku bisnis jastip dapat melihat perkembangan tren dan mode. "Kalau mau berkembang, ya harus berinovasi. Tentunya menjual barang-barang yang lagi tren, apalagi konsumen itu sangat konsumtif,” ujarnya. Selain itu tambah Ichi, untuk mencapai omzet tinggi bukanlah satu hal yang instan, melainkan harus memiliki target pasar. "Kalau sudah punya target market tuh udah enak. Jadi apa aja yang kita upload, ya mereka pasti mau saja belinya, apalagi barang yang kita upload sesuai dengan kebutuhan mereka”  sebutnya.
Sama halnya dengan Nora dan Ichi, pelaku usaha jasa titip lain, Ika, juga melihat bahwa peluang bisnis jasa titip memang sangat menguntungkan. Terlebih lagi banyak e-commerce kerap memberikan promo dan membuat masyarakat semakin aktif berbelanja. Ika yang telah menggeluti usaha jastip sejak awal November 2016, mengaku pertama kali memulai bisnis karena keisengan semata. Hal ini juga karena Ika yang kerap berbelanja dan kebetulan juga Ika memiliki grup whattsap kompleks rumah yang sering menawarkan dirinya untuk dititipkan belanja. Melihat keutungan yang lumaya besar Ika pun mulai serius akan usa jastip tersebut. Produk yang paling sering dititipbelikan oleh pelanggan adalah produk kosmetik, khususnya skincare. Untuk biaya jasa titip Ika mematok harga sebesar lima belas ribu rupiah hingga tiga puluh lima ribu rupiah tergantung produk. Dalam sebulan, Ika bisa mengeluarkan biaya sekitar lima puluh ribu rupiah untuk berbelanja titipan pelanggan. Sedangkan omzet yang diperoleh per bulan capai berkisar lima puluh juta hingga delapan puluh juta rupiah.

Posting Komentar

0 Komentar