Mark Zuckerberg bukan satu-satunya pendiri Facebook. Ada beberapa nama lain, salah satunya Chris Hughes. Chris Hughes yang turut berperan membantu Zuck mentranformasi Facebook dari sebuah proyek di kamar asrama menjadi sebuah bisnis yang sesungguhnya. Namun saat ini, Hughes tampak kecewa dengan Zuck. Hughes mengatakan bahwa Zuck punya kekuasaan yang tidak bisa dikendalikannya sendirian. Dan dia memiliki pengaruh yang begitu besar, hal ini di ungkapkannya dalam opini panjangnya di New York Times. Bahkan Hughes juga mengusulkan agar Facebook dipecah saja. "Mark adalah orang yang baik. Tapi aku marah bahwa fokus dia soal pertumbuhan membuatnya mengorbankan keamanan dan peradaban demi klik," tulis Hughes dalam kolomnya di New York Times.
Brian Acton
Brian Acton, salah satu pendiri WhatsApp, bergabung dengan Facebook ketika perusahaannya dibeli. Ia memutuskan keluar dari Facebook pada akhir 2017 karena tidak setuju dengan kelakuan Zuck mengutak atik WhatsApp. Bahkan dia menyerukan untuk 'delete Facebook'. "Pada akhirnya, aku menjual perusahaanku. Aku menjual privasi user. Aku membuat pilihan dan berkompromi. Dan hal itu selalu mengusikku setiap hari," sebut Acton. "Aku sudah terjual, aku mengakui hal itu," tambah dia dalam wawancara dengan Forbes. Saking kecewanya, Acton bahkan tidak mengambil jatah saham senilai USD 850 juta atau di kisaran Rp 12 triliun saat dia resign.
Tim Kendall
Mantan direktur monetisasi Facebook ini menjadi kerap mengkritik Facebook dan melakukan aksi diam-diam. Tahun silam, Kendall menghabiskan USD 7 juta untuk mendanai momen, startup yang membantu pengguna smartphone lebih baik dalam mengendalikan diri saat memakai media sosial. Kendall dalam sebuah wawancara merasa menyesal bahwa dia tidak memperkirakan bahwa Facebook akan dimanfaatkan sejumlah orang tidak baik untuk memuluskan kepentingannya. "Saya sedikit merasa bersalah karena tidak mengantisipasi sejumlah konsekuensinya," sebut Kendall. Tapi dia masih percaya Mark Zuckerberg dapat memperbaiki Facebook.
Kevin Systrom
Kevin mendirikan Instagram dan masuk jajaran petinggi Facebook kala perusahaannya itu dibeli. Dia memutuskan keluar tahun silam bersama pendiri Instagram lainnya, Mike Krieger. Di kemudian hari, Systrom mengumumkan kepergian dari Facebook adalah karena ada faktor ketidaksukaan terhadap sesuatu, walau tak ia jelaskan secara mendetail. "Ketika meninggalkan sesuatu, terkadang itu dikarenakan tidak ada kecocokan dengan sesuatu yang mau Anda lakukan, atau adanya perubahan, atau hal lainnya," kata dia. Belakangan terungkap baik Systrom maupun Krieger ternyata tak setuju dengan pandangan CEO Facebook Mark Zuckerberg mengenai masa depan Instagram, yang kemudian memicu hengkangnya kedua orang itu. Instagram terlalu banyak diutak atik. Menurut laporan terbaru Wired, hal paling menarik dari perseteruan antara Systrom dan Krieger dengan Zuck adalah keinginan Systrom menyetop fitur di mana pengguna Facebook bisa memposting ke Instagram.
0 Komentar